Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Dua Jari Rasululloh

Written By baitulmalklaten on Selasa, 20 Oktober 2009 | 19.09

Belum lepas dari ingatan kita hiruk pikuk pesta demokrasi, pemilu legislatif, dan pemilu presiden Republik Indonesia. Ada yang khas yang dilakukan para pemenang ketika merayakan kemenangannya. Mereka mengacung-acungkan dua jarinya, jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V dan memamerkannya kepada semua orang baik kawan maupun lawan. Huruf V yang terbentuk tersebut maksudnya adalah “victory” dalam bahasa Inggris yang berarti kemenangan.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah mengacungkan dua jari beliau, jari telunjuk dan tengah. Sama-sama dua jarinya, tetapi bukan membentuk huruf V melainkan menempelkan keduanya. Beliau tidak mengisyaratkan victory tetapi mengisyaratkan kemenangan yang sama sekali berbeda dengan kemenangan anggota legislatif ataupun presiden. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengisyaratkan kemenangan yang amat besar yang jauh lebih besar yang bisa diraih oleh setiap orang, bahkan jauh lebih memuaskan dari sekadar jabatan Presiden yang hanya bisa dinikmati 5-10 tahun, itupun kalau tidak tersandung masalah. Sedang kepuasan yang diisyaratkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersifat abadi.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, "Aku akan bersama orang-orang yang menyantuni anak yatim, di Surga akan seperti ini (Rasulullah ` menunjukkan dua jari, jari telunjuk dan tengah saling menempel)”.
Kemenangan mana yang lebih besar di muka dunia ini dibanding jaminan Rasulullah n, kekasih Allah? Beliau menjamin orang yang menyantuni anak yatim dengan surga abadi dan berada dekat bersama beliau laksana dua jari tersebut. Itulah kemenangan besar yang kekal abadi. Kemenangan tersebut tidak memerlukan dana trilyunan rupiah seperti untuk memenangkan presiden. Bisa dilakukan siapapun, tanpa dengan tim sukses.
Kita bisa mulai dengan memperhatikan anak yatim yang ada di lingkungan kita. Anak yang ditinggal mati oleh ayahnya. Tidak ada lagi seorang ayah tempat dia mengadu, seorang ayah yang menjadi tulang punggung untuk kelangsungan nafkahnya, sekolahnya, masa depannya. Kita bisa mendatangi tempat tinggalnya dan menyantuni kebutuhannya sehari-hari. Atau mungkin kita mengangkatnya sebagai anak dan memperlakukannya sebagaimana anak kita sendiri.
Jika terlalu sibuk, kita bisa datang langsung ke panti asuhan atau sekolahan dan menanyakan kepada pengurus, adakah anak yatim di sekolah tersebut. Kita biayai sekolahnya atau kita titipkan uang tabungan untuknya. Insya Allah tabungan tersebut akan sangat berguna bagi masa depannya. Jika kita masih kesulitan, kita bisa mempercayakan dana kita lewat lembaga-lembaga amil yang kita merasa yakin bahwa dana tersebut akan tersampaikan.
Betapa indahnya dunia ini tanpa tangis anak-anak yatim yang sengsara karena tidak ada yang memperhatikan. Betapa berkahnya hidup kita jika di antara sekian rezeki yang dikaruniakan kepada kita ada sebagian untuk anak yatim. Semoga kita termasuk di antara yang menyantuni anak-anak yatim. Semoga kita termasuk dari sedikit orang yang dijanjikan kemenangan oleh Rasulullah n. Marilah kita ber-fastabiqul khoirot! Wallahu a’lam bishowab. (Ar roji’ ridloullah, MS. Kalono).

0 komentar:

Posting Komentar